Opini – Melalui web JPNN, Jawa Pos Group menyebut sebagai jaringan berita terluas dan terbesar di Indonesia. Bagaimana tidak, hampir di setiap kota besar Jawa Pos memiliki cabang, dengan Radar-radar-nya. Dan untuk di kota-kota tertentu namanya tidaklagi radar tetapi nama lain yang terkadang ada nuansa kedaerahan, mungkin itu juga merupakan strategi marketing untuk menarik pembaca yang begitu cinta dengan daerahnya.
Harian Jawa Pos kalau kita bandingkan dengan koran-koran lainnya (terutama di Jatim) maka Jawa Pos adalah koran dengan harga dalam golongan atas (tinggi). Kalau dilihat dari isi, tidak jauh berbeda dengan koran/harian lainnya. Namun kenapa Jawa Pos tetap merupakan koran paling laku ? Begitupun dengan koran-koran jaringan Jawa Pos Group.
Rahasianya adalah koran-koran Jawa Pos dan jaringannya menyebar hampir ke seluruh masyarakat. Masyarakat di segmen-segmen kan, kemudian dibuat media yang khusus untuk masing-masing segmen. Contohnya, untuk menarik pembaca dari kalangan ekonomi bawah dan penyuka berita kriminal Jawa Pos Group (JPG) mengeluarkan koran Memorandum. Untuk masyarakat kejawen atau masyarakat islam yang kental nuansa adat jawa dan mistik, JPG mengeluarkan Posmo. Untuk masyarakat yang menyukai hal-hal masalah keluarga, kisah-kisah cinta untuk orang dewasa di terbitkan Liberty. Tak lupa juga mengeluarkan tabloid Nurani untuk masyarakat yang menyukai agama Islam, dan masih banyak lagi.
Rahasia lainnya, Jawa Pos lebih spesifik lagi paling jago membuat segmentasi pembaca dalam masing-masing media yang dikeluarkan. Kita ambil contoh Harian Jawa Pos. Kalau kita mau teliti maka kita akan mendapatkan segmentasi topik untuk berbagai kalangan pembaca. Ada kolom dibalik buku, resensi dan info buku baru untuk pembaca pecinta buku, ada kolom deteksi untuk pembaca pelajar dan remaja, ada kolom nouvelle dan evergreen untuk kalangan keluarga, ada olahraga bagi pecinta olahraga, ada kolom politik bagi masyarakat yang ingin mengetahui dunia politik baik dalam maupun dalam negeri, ada kolom selebriti untuk pembaca penyuka dunia entertainment, ada kolom untuk anak-anak berupa pengiriman foto ucapan selamat dan permainan. Tiap akhir pekan mengeluarkan ulasan tentang orang-orang metropolis yang notabene golongan ekonomi menengah ke atas. Ada kolom opini atau karya guru-guru. Ada Movies, De-Style, Aime, Aidoru, Techno, Muzik, Game Anime, Otomotif dan masih banyak lagi, pokonya hampir dari semua kalangan masuk kedalam segmentasi Harian Jawa Pos.
Rahasia lainnya, Jawa Pos paling jago membuat kegiatan-kegiatan untuk komunitas pembaca setianya. Sebut saja beberapa kegiatan yang diikuti dari berbagai segmentasi seperti Deteksi Mading, Deteksi League Basketball (DBL), Otonomi Award, Guru Ideal, dll. Tak lupa setahun sekali JP memberikan penarikan hadih khusus bagi agen-agen distributor atau pengecer penjual JP.
JPG juga paling banyak membuka ekspansi bisnis di banyak lini. Koran, tabloid, majalah, buku, percetakan, pembangkit listrik, persewaan gedung (graha pena), siaran televisi (JTV). Dengar-dengar Dahlan Iskan juga akan membangun jaringan backbone internet langsung hongkong-Indonesia, belum tahu itu milik pribadi atau milik JPG juga ?
JPG memiliki visi bisnis ke depan yang jelas. Penulis memang belum mengetahui visi secara resmi JPG, tapi dari kebijakan-kebijakan yang diambil JPG bisa ditebak bahwa visi kedepannya memang jitu. Apa itu visinya ? Menguasai semua lini bisnis terutama yang menyangkut kepentingan orang banyak, bertechnologi tinggi, ingin menjadi media berita terbesar (mungkin sudah tercapai), memiliki komunitas pembaca setia terbesar, dan menguasai bisnis lintas negara (ingat bagaimana Dahlan Iskan menyampaikan dalam tulisannya saat belajar bahasa Mandarin [saya lupa edisi berapa ?] bahwa beliau belajar Mandarin saat itu akan digunakan 15 tahun kedepan [?], kini sudah terlihat tanda-tanda yaitu akan dimulai bisnis dengan bekerjasama perusahaan Hongkong untuk membangun jaringan backbone internet ). Belum di sektor lain.
Mungkin masih banyak lagi rahasianya, tapi berhubung sudah panjang jadi cukup disini saja.