Ad Code

Sebuah Dilema Menjadi Wanita Karir

“Sebuah Dilema Menjadi Wanita Karir” mungkin sudah menjadi sebuah kajian para tokoh-tokoh yang berkompeten. Disini saya hanya sekadar beropini menurut kadar kemampuan keilmuan saya. Sudah lama sebenarnya saya ingin membahas masalah ini namun gara-gara kontes SEO termasuk kontes SEO Kenali dan Kunjungi Objek Wisata di Pandeglang. Namun akhirnya saya bisa menyempatkan diri untuk membahas masalah tersebut.

Bagi banyak orang wanita karir mungkin sudah menjadi suatu hal yang lumrah bin wajar. Bahkan banyak diantara para istri menjadi TKI di luar negeri bertahun-tahun. Di desa-desa anda akan sering mendapati kabar bahwa betapa banyak orang wanita baik yang masih belum menikah maupun yang sudah menikah sedang merantau di negeri seberang untuk mencari nafkah guna merubah keadaan kondisi keluarga. Dan tak jarang bagi mereka yang sudah menikah si suami melakukan selingkuh karena di tinggal istri bertahun-tahun di luar negeri. Na’udzubillahi mindzalik.

Di dalam negeri sendiri tidak sedikit seorang Ibu yang bekerja demi menambah biaya hidup keluarga atau sekadar mencari tambahan untuk membantu orang tuanya. Tak jarang orang tua atau mertua menjadi “pembantu” untuk momong cucunya. Sering juga terjadi seorang anak lebih dekat dengan pembantu (yang sesungguhnya) daripada ibunya sendiri karena jarang ketemu sang ibu yang lagi bekerja.

Lalu apakah salah jika seorang wanita bekerja atau menjadi wanita karir ? Memang itu menjadi sebuah dilema. Bahkan seorang aktivis yang dulunya memiliki idealisme untuk hanya mendidik anak dan menjadi IRT (Ibu Rumah Tangga) saja setelah menikah kini berbalik 180 derajat berganti memilih bekerja baik itu karena faktor keuangan keluarga yang kecil, bosan ngurusin anak dan rumah ataupun faktor yang lain.

Untuk menjawab pertanyaan diatas: mungkinkah di dunia ini tanpa ada wanita karir ? Dokter, perawat, guru dan lain-lain memerlukan seorang wanita kan ? Jadi benar donk jika wanita karir itu boleh dilakukan. Tapi ingat karena banyaknya wanita karir banyak kesempatan pekerjaan yang diambil mereka sehingga pekerja pria berkurang dan akhirnya menjadi pengangguran. Kedua membuat para suami kurang giat bekerja untuk seoptimal mungkin karena dia terbantu seorang istri yang juga mendapatkan penghasilan.

Terus gimana donk ? Menurut saya pribadi sih seorang wanita menjadi IRT saja itu lebih afdol alias lebih baik daripada menjadi wanita karir dengan catatan-catatan. Apa catatan tersebut ? Satu, wanita tersebut sudah ada yang menanggung nafkahnya. Yaitu suami atau ayahnya. Jika kedua orang tersebut mampu dan ada maka menjadi wanita karir bukanlah sebuah pilihan yang tepat.

Kedua, jika wanita tersebut sedang hamil atau anak-anaknya masih kecil kalau sekolah masih SMP kebawah maka sangat dianjurkan seorang Ibu lebih baik dirumah saja menjadi IRT murni atau sekalipun bekerja carilah pekerjaan yang bisa dilakukan dari rumah seperti menjadi penulis misalnya. Sekalipun pendidikan tinggi dan cukup untuk syarat bekerja memilih dirumah adalah lebih baik. Mengapa ? Kalau anda bekerja anda digaji berapa ? 10 juta lebih ? Apalah artinya uang sepuluh juta di banding syurga ? Kok syurga ? Iya, coba daripada anda hanya mengejar uang sepuluh juta lebih baik anda dirumah mengurus rumah dan yang terpenting mendidik anak. Mereka membutuhkan kasih sayang dan pendidikan anda. Jika anda mampu mendidik mereka menjadi orang yang cerdas dan bertakwa, maka syurga menanti anda. Belum lagi jika anda menjadi IRT anda lebih mudah untuk menyenangkan suami anda. Setiap suami anda berangkat anda siapkan keperluannya termasuk sarapanya dan anda antar di depan rumah, sorenya anda bukakan pintu, dan lain sebagainya. Duh betapa bahagianya keluarga tersebut. Saya yakin rasa kasih sayang akan sangat kuat diantara mereka daripada seorang suami yang beristrikan wanita karir yang sudah pulangnya sore sampai di rumah masih menanti istri dalam perjalan pulang kerja atau bahkan malah diminta menjemput istrinya bekerja.

Ketiga, seandainya menjadi wanita karir maka jangan memilih pekerjaan yang di luar standar kelaikan seorang wanita. Misal tidak patut seoranng wanita menjadi montir mobil. Ambilah pekerjaan yang sesuai dengan naluri dan kondisi fisik seorang wanita pada umumnya. Saya menganjurkan pekerjaan berikut menjadi seorang dokter, guru, administrasi, programer, designer, penulis, perawat, apoteker, dll. Oh iya tak lupa jangan sampai bekerja yang di sertai dengan memanfaatkan kemolekan tubuh. Misalnya berdandan ekstra mini (yah pokoknya serba mini deh) untuk menarik orang lain membeli produk perusahaan tempat anda bekerja.

Waduh kok panjang banget ini artikel, ya sudahlah itu saja, saya mau melanjutkan optimasi web Kenali dan Kunjungi Objek Wisata di Pandeglang. Oh iya, alhamdulillah istri saya saat ini masih bersedia menjadi IRT saja begitu juga adik kandung saya. Syukur kami padamu Ya Allah.

Close Menu