Kerja Untuk Mudik ? Mungkin saja ini ada benarnya, apalagi bagi mereka yang gajinya pas-pas-an atau standar UMR, namun mungkin tidak berlaku bagi mereka yang gajinya sudah cukup besar. Mudik memang sesuatu hal yang sudah menjadi tradisi di Indonesia. Baik mereka yang berpuasa ataupun tidak tatkala hari raya Ied datang mereka-pun ikut-ikutan mudik. Bahkan sekalipun harus berboncengan bersama anak-istri dan ditambah barang bawaan yang cukup banyak tidak menghalangi niat mereka untuk mudik sekalipun cukup jauh kampung asalnya. Begitu juga mereka juga ikhlas berdesak-desakan di bus, kereta api maupun kapal laut hanya untuk satu kata “mudik”.
Bekerja di kota memang menjadi salah satu pilihan bagi sebagian orang. Dikota, peluang untuk bekerja juga lebih banyak ketimbang di desa sehingga orang sangat tertarik untuk mencari kerja di kota. Selain itu memang di kota daya beli masyarakat cukup tinggi sehingga orang berani pergi ke kota untuk jualan baik sebagai pedagang kaki lima maupun pedagang kaki xxxx (he he he ….). Memang berdagang dikota lebih menjanjikan daripada di desa yang pada umumnya banyak orang gagal ketika berjualan di desa. Seperti di ketahui di desa daya beli masyarakat rendah ditambah lagi banyak yang hutang barang dagangan sehingga sangat menghambat seseorang dalam berdagang kecil-kecilan di desa.
Itulah mengapa, bekerja di kota masih menjadi primadona sebagian orang desa selain bekerja jadi TKI di luar negeri. Namun ironisnya tak sedikit dari mereka yang ternyata hasil kerjanya hanya cukup untuk memenuhi kebutuhan keluarga mereka sehari-hari. Memang mereka bisa menabung sedikit-demi sedikit, namun tatkala hari raya Ied datang habis sudah tabungannya karena untuk biaya mudik. Mudik memang menyenangkan karena bisa bertemu keluarga, teman lama dan tetangga di desa. Mungkin dalam benak mereka: “Sungguh merugilah orang-orang yang tidak mudik“. Selamat mudik !
Itulah fenomena yang ada di Indonesia.
Apapun pengantarnya, sebenarnya saya cuma ingin menyampaikan : “Taqabbalallahu minaa wa minkum. Mohon maaf atas segala khilaf. Dan Selamat merayakan hari raya idul fitri 1432H, mudah-mudahan kita dipertemukan dengan ramadhan dan hari raya idul fitri tahun depan”.