Seringkali kita mengeluh karena kita menilai diri kita ada kekurangannya. Tatkala sakit selalu mengeluh juga. Padahal jika kita mau merenungi, adakah kekurangan fasilitas hidup yang telah Allah Swt turunkan di muka bumi ini ?
Udara yang kita hirup setiap saat, rasa kantuk, berbagai macam buah-buahan, berbagai macam tumbuhan, berbagai macam hewan ternak, rasa makanan yang beraneka (asin, manis, asem), dan masih banyak lagi yang tak mungkin kita sanggup menghitungnya semua.
Dengan demikian banyaknya nikmat sampai-sampai kita sering melupakan bahwa itu semua adalah karunia dari Allah Swt untuk kita nikmati setiap hari. Dan tak kalah pentingnya adalah kita sering melupakan dua nikmat, Rasulullah Saw memperingatkan kita dengan sabdanya :
Ada dua nikmat yang yang membuat banyak orang terperdaya yakni nikmat sehat dan waktu senggang. (HR. Al-Bukhari).
Ya, dua nikmat tersebut sering memperdaya kita. Saat kita sehat kita lupa bahwa sehat itu juga nikmat dari Allah Saw. Namun kita memanfaatkan waktu kita hanya untuk berbuat maksiat dan kalau tidak begitu sering hanya berorientasi dunia. Dunia boleh kita raih tapi jangan sampai melupakan akherat. Untuk meraihnya justru semestinya adalah diwaktu kita sehat seperti ini. Namun tak sedikit manusia baru sadar perlunya memanfaatkan waktu untuk ibadah tatkala dia sedang sakit, dalam sakit inginnya ibadahnya ditingkatkan namun ketika sudah sehat kembali lagi melupakannya.
Dan juga waktu senggang, kita sepertinya sudah terbiasa hanya ngobrol sana-sini untuk menghabiskan waktu daripada memanfaatkan waktu tersebut untuk beribadah. Sungguh beruntunglah orang yang setiap waktunya di sibukkan dengan kegiatan-kegiatan yang berorientasi pada akherat, kepada tujuan akhir setiap manusia. Setiap waktunya dimanfaatkan untuk menyiapkan masa hidup sesudah kematiannya.
Oleh karena itu betapa pentingnya kita untuk selalu menjaga dua nikmat tersebut agar menjadi nikmat yang sebenarnya. Suatu nikmat akan benar-benar menjadi nikmat jika nikmat tersebut telah di syukuri. Bentuk syukur adalah minimal mengucap “Alhamdulillah”, dan bentuk lainnya setelah itu adalah memanfaatkan nikmat tersebut semaksimal mungkin selama tidak bertentangan dengan larangann-Nya.
Jika kita menyia-nyiakannya, maka suatu nikmat bisa menjadi sebuah azab. Na’udzubillahi mindzalik. Adakah contohnya ? Contoh nyata adalah Qorun yang di karunia nikmat harta, namun akhirnya sengsara karena tak pandai memanfaatkan nikmat tersebut. Qorun menghabiskan waktunya untuk mencari dan mengumpulkan harta, memanfaatkan waktu sehatnya untuk meraih dunia namun apa akhirnya ? celaka. Na’udzubillahi mindzalik.
sahabat, Sebentar lagi ramadhan akan tiba marilah kita sambut dengan suka cita. Dalam sebuah hadits disebutkan :
“Barangsiapa bersuka cita sebab memasuki Ramadlan maka Allah menghalangi jasadnya dari neraka”.
Bulan ramadhan adalah bulan bonus bagi orang-orang yang beriman. Bulan ramadhan adalah bulan yang penuh rahmat, barakah dan ampunan dari Allah Swt. Setiap amal perbuatan akan dilipatgandakan, bahkan ada satu malam yang setara dengan seribu bulan yakni malam Lailatul Qodar.
“Pada malam itu turun malaikat-malaikat dan malaikat Jibril dengan izin Tuhannya untuk mengatur segala urusan. Malam itu (penuh) kesejahteraan sampai terbit fajar.” (QS. AL QADR (KEMULIAAN)[ 97 : 45 ])
Marilah kita manfaatkan kondisi sehat dan waktu kita untuk sungguh-sungguh kita curahkan untuk menikmati bulan Ramadhan kali ini, karena kita tidak bisa menjamin akankah kita dipertemukan dengan bulan Ramadhan lagi atau tidak ? Marilah setiap bulan Ramadhan menjadi Ramadhan yang selalu lebih baik dari sebelumnya.
Di akhir tulisan ini saya akan menyampaikan hadits yang artinya :
” Rasulullah Saw menaiki mimbar (untuk berkhotbah)”. Menginjak anak tangga pertama beliau mengucap “Aamin”, begitu pula anak tangga kedua dan ketiga. Se usai sholat para sahabat bertanya, ” Mengapa Rasulullah membaca “Aamin” ?
Rasulullah menjawab, ” Malaikat Jibril datang dan berkata, ” Kecewa dan merugi seorang yang bila namamu (Rasulullah Saw) disebut dan dia tidak mengucap sholawat atasmu (Rasulullah), lalu aku (Rasulullah) berucap “Aamin’.
Kemudian Jibril berkata lagi, ” Kecewa dan merugi orang yang berkesempatan hidup bersama kedua orang tuanya tetapi dia tidak sampai bisa masuk syurga”, lalu aku (Rasulullah) berucap “Aamin’.
Kemudian kata Jibril lagi, ” Kecewa dan merugi orang yang berkesempatan (hidup) pada bulan Ramadhan tetapi tidak terampuni dosa-dosanya”, lalu aku (Rasulullah) berucap “Aamin’. (HR. Ahmad)
Semoga saja bulan Sya’ban ini diberkahi dan kita di pertemukan dengan bulan Ramadhan tahun ini. Dan Semoga terampuni dosa-dosa kita di bulan Ramadhan ini, sehingga kita tidak kecewa dan merugi sebagaimana yang dimaksud dalam hadits tersebut. Dan semoga kelak kita bisa melewati pintu syurga Ar-Rayyan yang di persiapkan khusus bagi orang yang berpuasa. Aamin.